BERBAGI PENGALAMAN BUAT PENDERITA VITILIGO


Saya adalah mungkin salah satu dari sekian banyak penderita vitiligo. Saya pertama kali kena vitiligo ketika kuliah di semester akhir. Dan itu juga belum saya ketahui pasti bahwa itu vitiligo. Setahu saya, saat itu ada bercak – bercak kecil putih di betis bagian depan. Lumayan banyak tapi tidak kontras dan tidak terlalu kelihatan karena tidak jelas warna putihnya dan sangat kecil – kecil. Hanya karena saat itu saya tidak biasa dan sebelumnya tidak ada seperti itu jadi saya coba bawa ke dokter. Dokter bilang kemungkinan vitiligo, dan katanya vitiligo ini belum diketahui penyebabnya, belum diketahui obatnya, bisa hilang bisa juga tidak, bisa sembuh dan bisa juga tidak, tapi yang jelas tidak menular. Saya diberi obat pil kecil kecil yang diminum dan obat oles dalam tube kecil berwarna putih dan itu saya oleskan setiap hari sampai habis. Setelah berbulan-bulan dan obat itu juga habis, hampir tidak ada pengaruh yang jelas dari obat tersebut. Dan saya masih ingat kata dokter waktu itu bahwa vitiligo ini selain beberapa pengaruh lain yang saya ingat dan ada hubungannya dengan diri saya sendiri adalah bisa disebabkan oleh karena stress atau juga paparan sinar matahari langsung. Dua  hal penyebab itulah yang paling saya ingat, karena memang terkadang beberapa hal sering membuat saya pribadi stress walau dengan hal kecil sekalipun. Dan paparan langsung sinar matahari itu juga saya ingat karena saya waktu itu masih aktif sebagai atlet hockey yang sangat sering latihan
panas-panasan langsung dibawah terik sinar matahari, belum lagi saat itu saya sampingan bekerja di sebuah yayasan yang membawahi pelatihan renang dan saya melatih renang lebih sering dibawah terik matahari juga.

Setelah 1 – 2 tahun berlalu, bercak – bercak kecil putih di betis itu tanpa saya sadari secara langsung, akhirnya menghilang juga. Karena pengobatan dengan minum obat dan oles itu hanya dilakukan dalam jangka waktu 1 – 2 bulan dan setelah habis dalam 2 bulan tersebut saya tidak pernah ke dokter lagi dan karena melihat tidak adanya efek langsung dari pengobatan oles tersebut. Saya jadi bertanya-tanya juga saat itu apakah memang hilangnya bercak tersebut karena obat oles itu, atau karena berajalannya waktu saja yang berlalu sekian lama.

Setelah bercak di betis itu hilang, sealama kurang lebih 2 tahun saya tidak memiliki keluhan yang sama lagi dibagian manapun, sampai kemudian kurang lebih 2 tahun setelah itu ada masa dimana saya mengalami depressi yang amat sangat yang kemudian membuat saya mengalami suatu masa yang cukup berat. Dimasa itu ada saatnya saya merasa di beberapa bagian tertentu tubuh saya seperti panas sekali, panasnya terasa hampir sama seperti ketika terkena cabe rawit di kulit. Atau terkadang terasa seperti dingin banget. Dan itu agak sering saya rasakan tapi tidak terlalu saya pedulikan. Sampe suatu waktu saya kaget melihat ada bercak besar di kurang lebih 2 titik di kaki saya (mata kaki dan bawah lutut) serta beberapa titik kecil di bagian lainnya. Saya melihat hal itu jauh lebih panik dibanding waktu pertama kali saya mengalaminya. Karena ini bercaknya besar dan tampak putihnya sangat jelas, saya meyakinkan diri bahwa ini pasti vitiligo. Melihat itu ada sisi mental saya yang sangat jatuh dan seketika ingin mengurung diri saja rasanya. Bahkan cenderung membayangkan hal dengan sisi pesimis dan tidak bergairah. Namun sejalan waktu sesuai fitrah manusia saya terus berjalan melalui hari dan berusaha menyingkirkan semua rasa takut dan tidak percaya diri itu. Saya bawa kembali ke dokter kulit tapi berbeda bukan dokter yang terdahulu. Dokter ini pun menyebutkan hal sama dengan dokter sebelumnya. Saya dikasih obat yang diminum dan dioles juga. Dengan sedikit kurang percaya (karena pengalaman sebelumnya) saya pakaikan obat oles itu dan saya konsumsi obat yang diminum juga secara rutin. Dan seperti yang saya duga memang tidak ada efek langsung dari kedua obat tersebut. Sampai kedua macam obat tersebut habis masih tetap belumada pe rubahan yang signifikan. Namun karena tidak ada yang bisa saya lakukan saat itu, saya berusaha terus percaya mengkonsumsi obat dari dokter tersebut bahkan ketika resep pertama habis membeli lagi berikutnya. Setelah berjalan sangat lama mengkonsumsi obat tersebut tanpa ada perubahan yang membaik, namun bahkan malah jadi bertambah sedikit – sedikit di bagian lain. Saya mulai agak putus asa dan berusaha menyembuhkan dengan cara lain yang ekstrim (Dan ini SANGAT TIDAK DISARANKAN untuk ditiru! Segala konsekuensi atas pelanggaran ini diluar tanggungjawab penulis) saya mencoba nekat mengoleskan getah buah limus
ke bagian bercak yang putih tersebut (dan saya tahu ini tindakan bodoh, hanya karena saya pikir tidak bisa saya mendiamkan terus ini semua, jadi saya harus mencoba sesuatu). Efeknya untuk beberapa jam memang tidak terasa apapun. Tapi setelah sekian jam berlalu menjadi sangat panas seperti terbakar (dan saya tahu resiko itu akan terjadi karena pernah kena getah ini waktu kecil tanpa disengaja, apalagi ini disengaja dan dalam jumlah yang banyak). Bahkan keesokan hari dan esoknya lagi semakin parah dan berakibat seperti luka bakar. Dua bagian yang saya perlakukan menggunakan getah, dan satu bagian pada bercak kecil yang dicoba dibakar bagian kulitnya yang sebelumnya dikasih anestesi terlebih dahulu. Ketiga bagian tersebut sama – sama mengalami luka bakar yang serius dan butuh waktu cukup lama untuk sembuh. Saya tidak menyesal mengetahui luka bakar itu cukup dalam karena saya pikir luka itu harus menembus ke kulit lebih dalam bukan hanya di permukaan saja, walaupun resikonya jadi sembuh lebih lama. Setelah luka itu sembuh, mengering luka bakarnya menjadi hitam bagian atasnya dan mengelupas bagian atas bekas luka yang berwarna hitam tersebut saya pikir akan muncul warna kulit yang normal, akan tetapi ternyata hasilnya tetap tidak ada perubahan yaitu vitiligonya masih utuh. Dari pengalaman ini saya mencoba ambil kesimpulan bahwa cara dibakar sekalipun tidak akan menyembuhkan penyakit vitiligo ini.
Pengalaman luka bakar yang cukup merepotkan saat itu tidak membuat saya berhenti untuk mencari tahu dan mencoba menghilangkan bekas penyakit itu. Setelah sembuh luka bakar tersebut saya mengalami penambahan bercak di beberapa bagian yang ekstrim seperti di muka, yaitu di pangkal lubang hidung dan dekat mata. Namun pada bagian ini, karena saya perhatikan awal kemunculannya, pertama mungkin karena di muka, kedua karena telah kena di bagian lain maka lebih cepat saya menyadarinya. Jadi bercak tersebut ketahuan masih hanya bayang – bayang tidak jelas. Berbeda dengan ketika menemukan sebelumnya di bagian kaki yang langsung ketahuan saat
sudah putih jelas. Melihat bercak awal (bayang – bayang putih tidak Nampak jelas) di muka tersebut, saya kembali bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan, saya tidak bisa membiarkan begitu saja, apalagi ini di muka gitu lo… saya merasa harus melakukan sesuatu, tapi saya tahu tidak mungkin melakukan kebodohan yang sama sperti sebelumnya (dibuat terbakar) karena itu tidak akan ada gunanya dan berbahaya jika di muka luka bakar. Sampai saya tiba – tiba terpikir untuk tetap memberi treatment panas yang karena kebetulan saat itu saya suka pakai counterpain dan saya punya itu suka saya bawa – bawa kelapang untuk sesekali ketika latihan dibutuhkan, jadi saya coba oleskan ke bagian bayang – bayang putih dimuka tersebut agak tebal. Saya oleskan ke semua bagian yang Nampak ada bercak tersebut.  Saya tunggu beberapa menit dan ternyata sesuai dugaan efeknya mulai terasa, panas luar biasa karena olesan yang memang sengaja dibuat tebal. Saking panasnya yang luar biasa, saya hampir – hampir ingin menghapusnya, tapi mengingat tidak ingin adanya noda itu dimuka saya berusaha terus bertahan. Saking panasnya dan hampir tidak tahan, sampai keluar airmata dan keluar cairan bening dari hidung dan itu harus ditahan selama beberapa menit. Setelah berkurang panasnya dan mulai hilang baru saya seka airmata dan olesan itu. Setelah diseka maka kelihatan bagian yang tadi diolesi menjadi memerah. Dan bagian yang merah tersebut menjadi sedikit sensitive, tapi tidak saya ganggu. Tidak kapok dengan itu, keesokan harinya saya lakukan hal yang sama. Dan setelah mengulang kurang lebih 3 atau 4 kali dengan jangka waktu kadang lewat lebih dari sehari saya melihat ada perubahan yang signifikan. Bercak putih bayang – bayang tadi lama – lama menjadi hilang. Dan saya sangat bersyukur sekali dengan itu. Setelah percobaan itu saya coba ke bagian – bagian lainnya juga dan berlaku sama. Hanya saja cara ini ternyata hanya berlaku bagi bercak yang baru muncul dan belum tegas warna putihnya. Kalo dipakaikan ke bercak putih yang sudah tegas itu tidak memberikan efek yang diharapkan.Jadi sampe
sekarang ketika saya menemukan bercak awal yang belum jelas dan jika saya tidak terlambat mengoleskannya sudah bisa dipastikan bercak tersebut bisa hilang. Kecuali ketika saya tidak menyadari kemunculan bercak tersebut dan terlambat keburu jelas putihnya sebelum keburu diolesi maka barulah dia muncul menjadi vitiligo yang Nampak jelas dan tidak bisa  menggunakan treatment tadi.

Begitulah pengalaman saya dengan vitiligo, yang sebenarnya sampe sekarang masih ada di beberapa bagian yang itu merupakan bawaan dari sebelum saya menemukan cara tersebut diatas. Namun setelahnya saya menemukan cara tadi, sedikit banyak mengurangi yang mungkin harusnya jauh lebih banyak jikalau saya membiarkannya. Sebenarnya beberapa waktu lalu ada murid saya yang cerita dia mengalami vitiligo juga dan dia obati dengan pengobatan laser, tapi itu tidak saya tanya lebih jauh karena saya merasa belum mampu untuk membayar dengan pengobatan cara tersebut.
Saya menyampaikan hal tersebut diatas tidak ada sangkut pautnya dengan produk yang saya sebut, dan saya juga minta maaf kepada produk yang bersangkutan, semoga apa yang saya sampaikan tidak merugikan siapapun dan tidak menuntut saya dengan hal buruk atas hal di atas. Demikian juga kepada pembaca saya tidak menginginkan hal yang salah, jadi sebelum mencoba akan lebih baik konsultasikan dulu kepada yang lebih ahli untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Karena boleh jadi itu hanya terjadi pada diri saya pribadi dan tidak berlaku umum, namun kenapa saya sampaikan, saya pikir boleh jadi dan mudah – mudahan ini juga bisa berlaku buat orang lain jika itu baik dan barangkali pengalaman ini bisa bermanfaat buat orang lain. Amin, amin ya Rabb…
BERBAGI PENGALAMAN BUAT PENDERITA VITILIGO BERBAGI PENGALAMAN BUAT PENDERITA VITILIGO Reviewed by Unknown on 20.05 Rating: 5

15 komentar:

  1. Bagi yang ingin mengetahui obat pigmen yang cocok dan cara untuk menahan Vitiligo menyebar ke kulit dapat menghubungi saya via BBM (5AF64B78)

    BalasHapus
  2. Tulisan yang menarik. Semoga banyk orng y juga sembuh atau bisa menghentikan penumbuhannya sprti d atas. Makasih share informasinya.

    BalasHapus
  3. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membacanya mbak😊😊. Padahal saya saja pas membaca ulang agak malu diri dengan tulisan yang rasanya bertele-tele dan tidak tersusun dengan baik hehe. Maklum saya bukan orang bahasa, hingga membuat surat saja saya seringnya minta di editin teman yang guru bahasa. Hanya didorong oleh keinginan belajar menulis dan berbagi saya mencoba membuat ini beberapa tahun lalu. Sebenarnya dulu saya ingin meneruskan tulisan di blog ini dengan cerita / pengalaman yang lain. Salah satunya pengalaman mengisi waktu luang menata rumah karena keterbatasan dana dan punya banyak waktu serta senang berkreasi, saya memasang keramik halaman dan dapur sendiri. Photo-photonya sudah saya siapkan waktu itu. Knp saya ingin ceritakan karena saya pikir bukan kebiasaan umum jika perempuan menembok dan memasang keramik sendiri 😅😅. Akan tetapi,
    1. Karena kemampuan menulis yang terbatas
    2. Kemampuan mengelola aplikasi ini juga terbatas (bagaimana cara membuat tulisan baru / menempatkannya dimana jg masih bingung😁)
    3. Ada rasa kurang percaya diri juga ga yakin tulisannya akan ada yang baca..
    Sehingga beberapa alasan tersebut dan lainnya jugalah yang membuat tulisan itu belum saya buat.
    Tapi adanya komen mbak tersebut membuat saya tersenyum dan sangat berterima setelah sekian lamanya saya hampir melupakan tulisan ini dan menemukannya kembali hehe..
    Jazakillah mbak😊😊🙏🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Permisi mbak. Apakah treatment mbak sampe skrg masih di pakai ?

      Hapus
    2. Untuk treatment coba-coba saya sudah berhenti, tapi untuk treatment counterp..n saya masih sempat pakai beberapa kali, tapi terakhir sudah agak lama karena sampe sekarang belum ada muncul gejala baru (yang ada putih tegas dan jelas dan tidak bisa diapa-apakan). Tapi saya masih berpikir jika kemungkinan suatu saat muncul lagi putih yang belum tegas, sudah dipastikan saya akan pakai treatment counterp..n lagi sebelum menemukan cara yang lain hehe... 😀

      Hapus
    3. Saya juga penderita viligo. Sedih rasanya krn saya menjadi kurang pd. Kalau ada cara pengobatan, komunitas penderita vitiligo atau grop WA tlg masukkan saya. No WA 082231595481

      Hapus
  4. Hai kak suami saya juga penderita vitiligo barangkali bisa sharing saya ingin sekali banyak bertanya2 bisa wa saya 085649723866

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ok, terimakasih sudah mampir dan baca tulisan ini. Inshaallah saya hubungi ke wa nya nnti ya..
      Trmksh banyak..

      Hapus
    2. Mbak anak saya terkena vitiligo. .Bolehkah saya di masukkan ke dalam grup wa.saya ingin dengar saran2 dr teman2 yang lain. .ini no wa saya. 082367500044terimaksih

      Hapus
  5. Ka aku juga pengen sharing

    BalasHapus
  6. Racikan jamu dari tanaman,obat artritis,Zeng,daun buntut kucing dll,bentuk bubuk.sms.0896-7677-2251 pak soleh

    BalasHapus
  7. Apakah virtinya masih ada sampai sekarang?

    BalasHapus
  8. Aku butuh orang dengan vitiligo yg mau di wawancara, untuk besok tgl 17 juli 2018 mohon hubungi saya di 0818828784

    BalasHapus

Home Ads

Diberdayakan oleh Blogger.