Aku dan Mancing

Aku ini perempuan. Tomboy, walau berkerudung semua orang tau dengan melihat sekilas cara jalanku saja aku memang tomboy. Aku tomboy bukan karena dibuat-buat, semua kupikir karena dari sonohnya kali yee, kehendak-Nya mungkin. Sebagai manusia biasa aku tentunya sangat menginginkan berperawakan langsing semampai dan sikap yang gemulai dan lemah lembut. Tapi apalah daya semua sudah begini adanya. Aku dari perawakan dan gaya serta perilaku seperti layaknya laki-laki. Kupikir mungkin karena dari kecil aku terlalu banyak bergaul dengan anak laki-laki?, aku gatau jg. Memang dari kecil aku berteman dengan anak-anak laki-laki, permainanku waktu kecil bersepedah, naik pohon dan bahkan kucing-kucingan juga bukan di darat lagi, tapi di pohon. Naik dari satu pohon ketika dikejar pindah ke dahan dan pohon yang lain (kebetulan pohonnya berdekatan di halaman rumah dan bisa pindah ke pohon lain selain lewat dahan juga lewat atap). Pernah suatu waktu kami kucing-kucingan karena lengah pas pindah pohon satu batang besar patah dan terbelah, mana pohonnya lagi berbuah. Kami saking takut ketahuan dan dimarahin Bapak segera memangkas dahan besar tersebut rame-rame, membersihkan dan membuangnya sebelum Bapak pulang. Bekas patahannya kami tutupi dengan lumpur sehingga tidak kelihatan. Begitu masa kecilku bermain. Tak heran mungkin jika aku jadinya seperti ini😄..
Selain tomboy masalahku adalah aku suka mancing. Mancing ini buatku seperti energizer. Ketika aku lagi rudet dan mumet. Saat dibawa memancing semua itu menjadi hilang. Saat aku sedih dan kecewa dirundung duka dan lara, ketika dibawa mancing seketika menjadi lupa. Jika orang lain dengan pacar, maka bagiku dengan mancinglah yang dapat MENGALIHKAN DUNIAKU... Mungkin terkesan berlebihan, tapi itulah kenyataannya. Sayangnya.. mancing ini tidak semudah itu juga aku lakukan, kesenangannya tidak semudah itu aku dapatkan. Walaupun banyak tempat mancing di sekitarku sekarang di daerah Bandung, akan tapi tidak semudah itu juga aku lakukan. Masalahnya aku tidak suka memancing galatama dan semacamnya. Aku hanya suka mancing di alam liar. Kesempurnaan mancing bagiku adalah di alam sambil camping. Sambil menikmati keindahan alam dan kesunyian alaminya membuatku terbuai ke alam mimpi. Sehingga ketika duduk terdiam di depan alat pancing sambil menunggu ikan yang datang, suasana hening dan damai seakan menghipnotisku dan dalam hatiku berkata. "Beginilah seharusnya suasana,,, hening dan damai. Tidak seperti suasana kota yang selalu bising dan ramai".




Salah satu rasa itulah yang membuatku selalu ingin kembali memancing (selain karena sensasi strike tentunya😊😊)..
Akan tetapi semua itu tidak mudah kuperoleh, selain karena sulitnya tempat mancing alam liar yang dekat di sekitarku, juga karena padatnya hari kerjaku. Aku bekerja di swasta, dengan jadwal yang ada, aku sulit untuk meluangkan waktu keluar kota untuk memancing. Selain kedua hal tadi, alasannya juga karena aku perempuan, tidak ada teman yang bisa kuajak untuk pergi memancing. Jangankan perempuan, laki-laki juga di tempat kerjaku sangat sedikit yang suka memancing. Selain itu mereka hanya suka memancing di tempat yang banyak ikannya dan tidak suka menunggu lama. Sehingga tidak ada satu temanpun yang bisa menemaniku memancing di alam liar. Sekalinya mancing, itu kulakukan jika aku masuk liburan semester, dimana saat itu selain waktu liburnya cukup panjang, juga aku bisa melakukannya sambil berlibur di keluargaku. Untungnya di keluargaku banyak yang suka memancing di alam liar, mulai dari kakak ipar, ponakan-ponakan juga adik iparku. Sehingga setiap pulang dengan senang hati mereka menemaniku memancing, baik itu bersamaan maupun bergantian..


Kegiatan memancingku berlangsung dari tahun ke tahun, dari kecil hingga aku dewasa. Yang menyebalkan semakin kesini semakin sulit untuk mendapatkan ikan di alam liar. Kalo dulu-dulu aku masih ingat memancing di muara masih mungkin dapat ikan walaupun kecil-kecil atau bahkan mungkin itu cuma ikan keting.


Di bendungan juga masih mungkin dapat ikan sepat..


Pernah juga di muara dapat ikan pari dengan ukuran lumayan. Tapi kemudian beberapa tahun terakhir ini hampir selalu dipastikan tidak dapat apapun. Ikan sangat sulit didapatkan. Sehingga sempat berpikir tidak mau mancing lagi karena selalu tidak sepadan antara perjuangan dan pengorbanan dari mulai persiapan alat, umpan serta waktu yang dikeluarkan. Tapi anehnya keinginan berhenti mancing itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Tidak sampai setahun kemudian, kerinduan untuk kembali memancing selalu datang menggelitik hati. Dari situ aku sadar hobi ini tidak mudah aku hilangkan. Sehingga sampai sekarang aku masih selalu menyempatkan untuk pergi memancing walaupun itu hanya bisa dilakukan enam bulan sekali (sesuai jadwal libur panjangku)..
Aku dan Mancing Aku dan Mancing Reviewed by Unknown on 03.02 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Home Ads

Diberdayakan oleh Blogger.